Kamis, 31 Maret 2011

ALERGI

Urtikaria termasuk penyakit alergi yang sering ditemukan pada praktek sehari-hari selain asma, alergi obat, alergi makanan, dan dermatitis. Urtikaria dijumpai pada kira-kira 10-20% dari populasi. Urtikaria ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya makanan, obat, faktor fisik, infeksi, psikis, keganasan, penyakit metabolik, dan kolagen. Pada keadaan akut umumnya mudah diketahui, sedangkan pada keadaaan kronik sukar ditemukan, bahkan 80-90% tidak diketahui penyebabnya.
Disebut urtikaria akut bila keluhan terjadi kurang dari 6 minggu, umumnya terjadi pada usia anak-anak dan usia muda. Disebut urtikaria kronik bila gejala yang timbul lebih dari 6 minggu. Urtikaria kronik banyak ditemukan pada kelompok wanita usia pertengahan. Gejala urtikaria kronik sering berulang dan biasanya menghebat pada malam hari. Bila urtikaria kronik tidak hilang dalam 24 jam perlu dipikirkan kemungkinan vaskulitis urtikaria.
Patogenesis Urtikaria
Urtikaria dan angioedema ialah suatu reaksi pada kulit yang mudah dilihat dan biasanya terlokalisasi, baik pada kulit (urtikaria), maupun di bawah kulit (angioedema) yang disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Pada urtikaria peningkatan permeabilitas kapiler ini merupakan faktor yang penting. Keadaan ini dimungkinkan karena pelepasan histamin dari sel mast. Terjadi edema subkutan, umumnya pada jaringan yang longgar dan berisi sedikit ujung saraf, sehingga keluhan gatal pada angioedema lebih jarang ditemukan dibanding pada urtikaria. Kenaikan kadar histamin dalam darah vena akan lebih merangsang munculnya urtikaria. Di samping itu, beberapa mediator (seperti leukotrien) yang dihasilkan sel mast ikut berperan dalam terjadinya urtikaria.
Imunologi Urtikaria
Umumnya kasus urtikaria dan angioedema disebabkan oleh reaksi alergi. Keadaan ini disebabkan terfiksasinya Ig E pada sel mast, lalu akhirnya sel mast sendiri akan pecah karena rangsangan antigen dan menghasilkan beberapa mediator. Sedangkan pada urtikaria idiopatik dan urtikaria karena tekanan, peranan reaksi antigen-antibodi tersebut sedikit. Terstimulasinya sel mast untuk mengeluarkan mediator masih belum diketahui.
Gambaran imunologi urtikaria secara umum adalah:
1.    Urtikaria akut/angioedema adalah suatu bentuk kelainan di kulit karena reaksi anafilaksis.
2.    Penyebab urtikaria karena alergi makanan dan obat umumnya melalui Ig E.
3.    Urtikaria kronik adalah suatu keadaan non-imunologi yang penyebabnya tidak diketahui.
Klasifikasi dan Etiologi
Banyak klasifikasi urtikaria yang diajukan, tetapi semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Untuk memudahkan pemahaman, maka diambil sesuai dengan klasiifikasi yang dihubungkan dengan mekanisme urtikaria seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi urtikaria
 Reaksi imunologi
Reaksi anafilaksis (tipe I)
Reaksi sitotoksik (tipe II)
Reaksi kompleks imun(tipe III)
Fisikal
dermatografisme
dingin
panas
kolinergik
sinar
tekanan
gelombang
aquagenic
Reaksi anafilaktoid
angioedema herediter
hystamine liberator
sensitiivitas terhadap aspirin
Lain-lain
urtikaria papular
urtikaria pigmentosa
mastositosis sistemik
infeksi
vaskulitis
keganasan
endokrin
psikis
idiopatik
Tabel 2. Beberapa bahan yang sering menimbulkan pelepasan histamin
kontras
opiat: kodein, morfin
antibiotik: klortetrasiklin, polimiksin, kuinin
relaksan otot: kurare
obat vasoaktif: atropin, amfetamin, hidralazin
makanan: putih telur, tomat, udang, jeruk, strawberi
Gambaran klinik
Urtikaria sering terjadi secara multipel ynag dibatasi suatu daerah edematosa disertai perasaan gatal. Gambaran kelainan dapat berwarna keputihan yang dikelilingi kemerahan atau daerah kemerahan yang berubah jadi pucat bila dilakukan peregangan. Ukuran kelainan tiap individu sangat bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter, bisa berbentuk sirkuler atau tidak beraturan. Umumnya gejala tersebut berlangsung antara 1-48 jam, sedangkan literatur lainnya kurang dari 24 jam (umumnya 12 jam). Lokaasi dapat di daerah kulit mana saja, paling sering pada daerah yang tertekan.
Pada angioedema terlihat adanya pembengkakan yang non-pitting tanpa keluhan gatal. Predileksi yang tersering adalah di daerah muka, khususnya daerah periorbital dan perioral. Akan tetapi dapat juga terjadi pada mulut di daerah faring/laring.
Gejala urtikaria dan angioedema ini mudah dikenal, bahkan oleh orang awam. Kedua gejala tersebut dapat ditemukan bersama-sama pada hampir setengah penderita. Rincian gambaran urtikaria kronik dan gejala kliniknya dapat dilihat pada tabel 3. Urtikaria kronik harus dibedakan dengan vaskulitis urtikaria seperti dalam tabel 4.
Gambaran berbagai jenis urtikaria kronik
Jenis urtikaria
Usia pasien
Gambaran klinik
disertai angioedema
Kronik idiopatik
20-50
luas, generalisata, edema papuler atau wheal yang berwarna merah muda atau pucat, kadang anuler, kadang gatal
Ya
Dermatografisme simtomatik
20-50
gatal, wheal linier dikelilingi flare merah terang pada tempat garukan
Tidak
Urtikaria fisik lain
Dingin
10-40
gatal, pembengkakan yang berwarna pucat atau merah pada tempat kontak dengan permukaan dingin atau cairan
Ya
Tekanan
20-50
pembengkakan yang berwarna merah, luas, gatal, dan nyeri pada daerah yang tertekan, berlangsung sampai 24 jam atau lebih
Tidak
Solar
20-50
Pembengkakan yang berwarna merah atau pucat dan gatal pada daerah yang terpapar sinar ultraviolet atau sinar lainnya
Ya
Kolinergik
10-50
gatal, wheal yang pucat atau merah muda, homomorfik pada badan, leher, atau tungkai
Ya
Pendekatan Diagnostik
Cara yang paling baik untuk menentukan diagnosis adalah anamnesis yang rinci dan pemeriksaan jasmani yang teliti. Beberapa pertanyaan yang harus selalu diajukan untuk penyelidikan penyebab ialah hubungannya dengan:
  • makanan
  • obat-obatan, khususnya antibiotik, aspirin, tartazin, vitamin, pil KB dan obat topikal
  • inhalan atau kontaktan
  • pekerjaan/ bahan yang terpapar di pekerjaan
  • infeksi, misalnya infeksi gigi atau sinusitis
  • stres dan ansietas.
Akan tetapi dengan cara tersebut kadang-kadang sukar untuk menentukan penyebabnya (kecuali pada urtikaria akut), sehingga memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang dengan mempertimbangkan efektiviitas dan biaya. (lihat algoritma)
Pengobatan
Walaupun belum ada panduan yang disepakati bersama, khususnya dalam upaya pengobatan urtikaria kronik, beberapa langkah di bawah ini perlu diketahui.
1.    Hindari bahan/obat/makanan yang merupakan penyebab.
2.    Penderita dengan urtikaria kroniiik sebaiknya menghindari ACE-inhibitor, aspirin, obat antiinflamasi non-steroid lain.
3.    Simtomatik: obat antihistamin (agonis reseptor H1)
4.    Obat antagonis reseptor H2
5.    Hindari pemberian steroid topikal dan antihistamin topikal.
6.    Ada yang mengusulkan pemberian antagonis Ca (nifedipin) atau agonis b -2 adrenergik bersama-sama dengan antihistamin)
7.    Steroid sistemik bila keadaan tersebut tidak menolong dengan dosis 30 mg pada pagi hari. Dosis diturunkan secara bertahap bila keluhan berkurang. Pemberian tidak lebih dari 3 minggu.
Pengobatan tersebut umumnya memerlukan kajian ulang bila keluhan urtikaria muncul kembali.

Algoritma Diagnosis dan Investigasi Urtikaria Kronik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar